Balkot Terror
Project Presents : Argies Tour
Venue: Great
Studio
Waktu: 13 Mei 2012
Penampil
: Argies(Argentina), Fawse,Muchos Libre, Disphropsy, Hockey Hook,Moses
Words : Audry
Photo : Audry , Feri & Darin
Penggalan bait
akhir dari
Lust fo Life – Iggy Pop, mengingatkanku
untuk segera bergegas menuju 'pesta' di bilangan
timur Bandung, gratis, serta menepati janji
untuk turut serta dalam menyemarakan ritus berkurangnya umur salah satu
temanku,tepatnya sepulang dari Great Studio(tempat dihelatnya keriaan
tersebut).
Kunyalakan mesin
bebek ku se-gaspol mungkin (berhubung lokasi yang cukup jauh dari tempat
tinggal). Seperti biasa, aku terbentur oleh brengseknya lalu lintas di akhir
pekan. Tanpa tersadar, sembari ditemani teriknya cuaca, aku bersenandung
Allright dari Supergrass untuk sekedar mengusir bosan ketika macet. Tak kuhiraukan cekikan
tawa dari pengendara lainnya.
Usaha menantang
panas serta kebrengsekan jalanan(baca:macet), terbayar lunas tatkala menjejakan
kaki di Great Studio. Lokasi venue yang terletak di lantai dua sebuah ruko, mengigatkanku
(meskipun tak sama persis ) akan klub legendaris di bilangan Braga.
Keriaan yang
diorganisir oleh Balkot Terror Project(sebuah kolektif youth culture bernafaskan D.I.Y
yang senantiasa mengoragnisir kolektif musik dari berbagai belahan dunia yang
sedang singgah di Indonesia, serta tak lupa sering mengadakan diskusi, workshop, distribusi, hingga berbagai
tetek bengek komunal lainnya).
Line up Balkot Terror kali ini cukup
variatif (biasanya memanggungkan kolektif HC/Punk), seperti Hookey Hook(Ska), Muchos
Libre(proto punk), Fawse (Noise Punk), Disphropsy (brutal death), Moses (hard
rock ). Mungkin dikarenakan sang empunya tur kali ini yaitu Argies.
Arrgh,…saya datang ketika Disphropsy
menyelesaikan set nya, namun tak apa karena Muchos Libre membayar lunas
dengan pelbagai repertoarnya ditambah , sayang mereka tidak melakukan wrestling act sebagai gimmick mereka selama ini, yeah !. Tak lupa jua, terdapat lapak – lapak zines, vinyl, cd, t-shirt, kaset, dll sebagai bumbu penyedap keriaan
ini.
Yeah, Hockey Hook menyambar dengan hook – hook panas dan
seolah berada twisted wheel club. Are
you ready to mod clubbing?. Hanya
menurut saya,mereka belum terdengar sublim.
Belum juga tunntas simbahan keringat(dampak
pertrungan di altar moshpit, Fawse tanpa basa – basi langsung menghajar set –
nya dengan mengajak para apresiator ke dalam situasionik senjakala Mudd Club. Sedikit informasi, Fawse merupakan
kolektif yang merupakan ekses dari
Roverlantern.Yeah, jika Roverlantern mengusung Drone act
sebagai manefestonya, maka Fawse cenderung lebih nyaman bermain di
wilayah No Wave/Fuzz act, meskipun masih terdapat benang merah dari aroma drone act – nya.Bahkan untuk set kali ini, Fawse mengajak para apresiator untuk
saling merespon,dengan medium mic yang
disediakan, para apresiator diajka untuk merespon bebunyian yang disajikan Fawse.
Dilanjutkan oleh Moses, kuarter Stoner/Hard Rock/(maybe)Clutch-esque yang memulai setnya dengan
sedikit canggung, namun kecanggunagn itu sirna, paska mereka sukses “membakar” venue dengan
menggugah penonton ke dalam atmosfir padang California.
(Mungkin) karena hajatan ini dihelat di kala
Minggu siang, yang menyebabkan seretnya para gig –
goers. Ah, namun persetan, bukankah dengan surutnya apresiator justru membuat situasi lebih
terselektif?
Keriaan ini ditutup oleh pelakon kali ini, yaitu Argies. Argies
sendiri merupakan kolektif musik asal Argentina yang namanya dicomot dari istilah pers Britania untuk
merendahkan orang Argentina ketika Perang Falkland berkecamuk. Sesuai manifestonya
yang menyatkan bahwa mereka (baca: Argies) ingin melupakan “tragedi” tersebut
dengan bermain dalam teritori 70’s punk/ska/latin
rhytms.
Namun, tak dinyana segerombolan pemuda meresahkan turut mengacaukan keriaan ini. Saya sendiri tidak mempermasalahkan
situasi tersebut, toh keriaan ini terbuka untuk umum.
Tapi, dengan perilakunya yang ehmm.. terbilang anoyed
justru membuat keintiman menjadi lebih
terminimialisir . Ok, kita tinggalkan sejenak isu tersebut.
Overall, Argies berhasil mengajak para penonton
untuk berdansa seakan tiada hari esok.Bahkan di akhir set,
mereka juga mengajak penonton
untuk ber singalong beberapa nomor dari
The Ataris. Yap, sebuah keriaan memang tidak diharuskan menggunakan panggung besar, soundsystem dan lighting
yang (terbilang) overrated, celebrity culture, hingga tetek bengek acara konvensiaonal lainnya yang
menyebalkan. Cukup dengan kedatangan apresiator yang memberi apresiasi dan teman-teman
yang datang untuk mendukung kesukseksan acara. Sampai jumpa di Balkot Terror
Project selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar